Monday, November 30, 2009
Menanam Cabe Rawit Nias Secara Tradisionil
Tanggal 25 November 2009 adalah momentum penting bagi para kaum muda di kepulauan Nias oleh karena tanggal tersebut , ribuan kaum muda berbondong-bondong mengikuti testing CPNS dilaksanakan oleh Kabupaten Nias (induk), Nias Utara, Nias Barat , Nias Selatan dan Kotamadya Gunungsitoli. Situasi hiruk pikuk sudah terlihat pada sore hari sebelumnya di hampir setiap titik lokasi testing diadakan. Pada pagi dini hari , tepatnya tanggal 25 November tersebut , hiruk pikuk kembali terlihat diiringi oleh ratusan sepeda motor yang seakan-akan berkonvoi memasuki kawasan Nias Utara guna mengikuti ujian CPNS Th.2009.Hal seperti ini juga terjadi diberbagai kabupaten lainnya terutama kabupaten / kota pemekaran Nias.Fenomena ini menceritakan , betapa ribuan kaum muda telah menggantungkan harapannya kepada status pegawai negeri . Ingin mengabdi kepada negeri kah ? atau pilihan yang terjepit ? ataukah ini persoalan mitos yang menguat, bahwa pilihan bekerja sebagai PNS adalah pilihan paling layak dan paling manusiawi yang telah diyakini oleh masyarakat begitu saja ? benarkah juga melamar CPNS adalah karena panggilan untuk mengabdi kepada negeri ?. Apapun ceritanya, saat ini Mitos CPNS adalah mitos yang telah merenggut semua cita cita dan pemikiran kaum muda Nias.wallahualam.
Disuatu pemandangan yang sama sekali berbeda , bung Gulo membawa tanaman cabe sekitar 15 batang dan tanamah (bibit) ubi kayu kurang lebih 40an batang yang dimuat dalam karung melintas jalan menuju kota gunungsitoli , berlawanan arah dengan para peserta yang menuju lokasi arah Utara yakni Kota lahewa.
Dibelakang markas Forum NGO di Nias, terdapat tanah kosong yang belum termanfaatkan. Tanah yang sepertinya terabaikan tersebut berhasil merebut simpatik bung Gulo dan sesudah izin sebelumnya dari pemilik tanah maka, pada Tanggal 27 November 2009 , tanaman cabe (ada 15 batang ) mulai ditanam kedalam 15 buah lobang yang telah terlebih dahulu di gali .Kemudian tanaman berupa batang (bibit ) ubi kayu diletakkan secara teratur di atas tanah dengan posisi tetap berdiri tegak di atas tanah menunggu hari "H" yang tepat ( Sesuai dengan petuah dari ortu maka menanam ubi kayu lebih bagus pada " inoto dohare " )dimana hari penanaman teresebut kurang lebih akan berlangung pada hari kamis minggu depan.Sesuatu yang belum aku mengerti tetapi kuyakini juga ha ha ha ha , rupanya mitosku mengenai ini belum tertuntaskan , yah ini khan mitos positif (pembenaranku semata ).
Anak cabe rawit yang kuambil dari kampung saya tersebut , saya tanam secara tradisional yakni menanam dengan tanpa bedengan . Menurut informasi jenis bibit tanaman yang berasal dari masyarakat kampung ini lebih kuat atau tahan walaupun ditanam dengan tanpa dibuat bedengan.Terbukti , disekitar rumah di kampung , tanaman yang sangat bagus untuk campuran rasa pedas pada masakan indomie ini dapat tumbuh dengan tanpa metode penanaman yang luar biasa. Ini yang sekarang saya teliti dan pelajari.
Metode menanam tradisional versi saya :
Tepat tanggal 27 November 2009 , Saya buat lobang sedalam 12 meter dengan diameter 10 meter , kemudian tanah digemburkan dan setelahnya anak tanaman cabe dapat di tanam ( dimasukkan kedalam lobang tanah yang telah di gali ). Tanah - tanah hitam ( humus )yang terletak diatas permukaan tanah menjadi landasan terbawah tanaman dan sekaligus sebagai penopang bagi tanaman yang ditanam tersebut.Kita akan evaluasi perkembangan penanaman cabe rawit secara tradisionil ini. Dua (2) minggu kedepan , tepatnya pada tanggal 11 Desember 2009.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
bang gulö yang baik,
ReplyDeletebagaimana perkembangan kebun abang? apakah sudah panen?
saya sangat tertarik.
berapa lama waktu yang abang perlukan untuk panen?
berapa kilo hasil panen?
berapa harga cabe kira2 sekarang ini di nias, bang?
mengapa petani nias kurang bersemangat menanam cabe, bang, sehingga kita masih harus mengimpor cabe.
terima kasih atas jawaban abang. kalau abangtidak keberatan, saya ingin mengutip tulisan abang di niasonline.
ya'ahowu, auta zega