Monday, November 30, 2009
Menanam Ubi Kayu Secara Tradisionil
Metode :
Setelah disemai diatas permukaan tanah sekitar 1 minggu , maka tunas - tunas kecil dari batang ubi kayu mulai muncul/ tumbuh.
Tepatnya Tanggal 30 November 2009 ( Hari Senin ) Pukul 17.00 bibit tanaman tersebut saya tanam kedalam 11 buah lobang yang telah saya gali beberap menit sebelumnya pada lokasi yang pencahayaan mataharinya cukup baik.Petuah ortu sebenarnya tanaman tersebut baiknya ditanam pada pukul 15.00 wib karena pas perhitungan dohare-nya ( istilah bahasa nias untuk metode waktu penanaman adalah sesuatu yang belum saya mengerti / kalender Nias ).Dari sudut waktu , saya telah (terlambat ) dan melalumpui 2 jam dari waktu yang telah ditetapkan. Sesuai dengan Petuah,batang ubi kayu tesebut minimalnya satu jari menyembul keluar dari dalam tanah dan selebihnya berada tertutup tanah. Ditanam dengan posisi tunas yang timbul adalah berada pada posisi menghadap ke atas.
Metode penanaman tradisionil ini juga akan kita uji dan akan kita lihat perkembangannya 2 minggu mendatang yakni tanggal 15 Desember 2009 ( Hari Senin ).
Demikian pengalaman menanam ini dituliskan, Tujuan dari penanaman ini adalah merupakan bagian dari eksperimen belajar bertani membumi. Kalau ada hasilnya, akan dapat dinikmati bersama.
Terdapat sebuah tantangan , dengan metode bertani secara organik seharusnya setiap media (tanah luas atau sistem pot ) yang potensial dapat ditanam berbagai tanaman penting yang merupakan jenis tanaman yang setiap harinya penting untuk dikonsumsi seperti sayuran, mentimun, sawi, kol , bawang dll.
Refleksi
Kita tidak menciptakan nyawa tanaman ini, pertumbuhan dan perkembangannya sangat misterius dan itulah kuasa Ilahi. Sebenarnya , hal ini sangat mudah dan sangat potensial untuk dilakukan oleh setiap orang. Waktu yang terus berputar dan bergerak maju membangun sebuah kepastian bahwa apa yang kita tanam hari ini , maka kita akan menuainya esok atau lusa. Jikalau tidak menanam, maka kita juga tidak akan pernah menuai. Persoalan besar adalah dia tidak menanam tetapi ingin menuai. Pesan bijak , setiap orang seyogianya harus belajar menanam agar dia bisa bijak mengetahui apakah sudah bisa atau kapankah dia dapat menuai.
Orang yang tidak menanam tetapi ingin menuai adalah orang-orang yang bermental instan, tidak mengakar dan tidak membumi, generasi inilah yang akan digilas . Tanah (motherland) tidak akan menopang orang - orang ini karena tidak cerdas. Mereka sering lupa bahwa setinggi-tingginya ilmu seseorang , dia masih memerlukan pijakan tanah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment